Senin, 15 April 2013

Klasifikasi jaringan komputer


Contoh model jaringan Klien-Server
Klasifikasi jaringan komputer terbagi menjadi :
  1. Berdasarkan geografisnya, jaringan komputer terbagi menjadi Jaringan wilayah lokal atau Local Area Network (LAN), Jaringan wilayah metropolitan atauMetropolitan Area Network (MAN), dan Jaringan wilayah luas atau Wide Area Network (WAN). Jaringan wilayah lokal]] merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau tempat yang berukuran sampai beberapa 1 - 10 kilometer.LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan stasiun kerja (workstation) dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (misalnya pencetak(printer) dan saling bertukar informasi. Sedangkan Jaringan wilayah metropolitan merupakan perluasan jaringan LAN sehingga mencakup satu kotayang cukup luas, terdiri atas puluhan gedung yang berjarak 10 - 50 kilometer. Kabel transmisi yang digunakan adalah kabelserat optik (Fiber Optic). Jaringan wilayah luas Merupakan jaringan antarkota, antar propinsi, antar negara, bahkan antarbenua. Jaraknya bisa mencakup seluruh dunia, misalnya jaringan yang menghubungkan semua bank di Indonesia, atau jaringan yang menghubungkan semua kantor Perwakilan Indonesia di seluruh dunia.Media transmisi utama adalah komunikasi lewat satelit, tetapi banyak yang mengandalkan koneksi serat optik antar negara.
  2. Berdasarkan fungsi, terbagi menjadi Jaringan Klien-server (Client-server) dan Jaringan Ujung ke ujung (Peer-to-peer). Jaringan klien-server pada ddasaranya ada satu komputer yang disiapkan menjadi peladen (server) dari komputer lainnya yang sebagaiklien (client). Semua permintaan layanan sumberdaya dari komputer klien harus dilewatkan ke komputer peladen, komputer peladen ini yang akan mengatur pelayanannya.Apabila komunikasi permintaan layanan sangat sibuk bahkan bisa disiapkan lebih dari satu komputer menjadi peladen, sehingga ada pembagian tugas, misalnya file-serverprint-serverdatabase serverdan sebagainya. Tentu saja konfigurasi komputer peladen biasanya lebih dari konfigurasi komputer klien baik dari segi kapasitas memori, kapasitas cakram keras {harddisk), maupun kecepatan prosessornya. Sedangkan jaringan ujung ke ujung itu ditunjukkan dengan komputer-komputer saling mendukung, sehingga setiap komputer dapat meminta pemakaian bersama sumberdaya dari komputer lainnya, demikian pula harus siap melayani permintaan dari komputer lainnya. Model jaringan ini biasanya hanya bisa diterapkan pada jumlah komputer yang tidak terlalu banyak, maksimum 25, karena komunikasi akan menjadi rumit dan macet bilamana komputer terlalu banyak.
  3. Berdasarkan topologi jaringan, jaringan komputer dapat dibedakan atas:
    1. Topologi bus
    2. Topologi bintang
    3. Topologi cincin
    4. Topologi mesh
    5. Topologi pohon
    6. Topologi linier
  4. Berdasarkan distribusi sumber informasi/data
    1. Jaringan terpusat

      Jaringan ini terdiri dari komputer klien dan peladen yang mana komputer klien yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses sumber informasi/data yang berasal dari satu komputer peladen.
    2. Jaringan terdistribusi
      Merupakan perpaduan beberapa jaringan terpusat sehingga terdapat beberapa komputer peladen yang saling berhubungan dengan klien membentuk sistem jaringan tertentu.
  5. Berdasarkan media transmisi data
    1. Jaringan Berkabel (Wired NetworkPada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan. Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan.
    2. Jaringan nirkabel(Wi-FiMerupakan jaringan dengan medium berupa gelombang elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi antar komputer jaringan.

Senin, 08 April 2013

Sistem Operasi

Sistem Operasi

\
Sistem Operasi adalah program bertindak sebagai prantara antara user dengan prangkat keras komputer.
Sistem Operasi digunakan untuk PC meneksekusi program di user dan memudahkan menyelesaikan masalah user.
Sistem Operasi mempunyai tujuan untuk menggunakan prangkat komputer secara efisien
 komponen sistem komputer terdiri dari :
  1. prangkat keras (hardware)
merupakan sumber daya utama untuk proses komputasi. 
perangkat keras terdiri dari
  • CPU
  • Memory
  • Prangkat Input dan Output

Kamis, 21 Februari 2013

Rangkaian Function Generator


Rangkaian Function Generator

Rangkaian Elektronika : Rangkaian Function Generator
Tiga Jenis Gelombang
Function generator adalah sebuah sirkit osilator yang menghasilkan dua atau lebih gelombang output berbeda.. Tiga bentuk gelombang dasar dapat dipilih melalui switch . Ketiga bentuk gelombang tersebut adalah: triangle  wavesquare wave dan ascending sawtooth wave. Lihat gambar di atas.

Rangkaian Function Generator

Peralatan

  1. Komponen-komponen function generator
  2. Breadboard
  3. Kabel telepon secukupnya
  4. DC Power Supply  + 9VDC    – 1 Set
  5. Osiloskop – 1 Set

Langkah Kerja

1. Siapkan Komponen berikut ini :
  • Q 1 = UJT RS2029
  • Q2 ; Q3 = NPN Transistor 2N4124
  • R10;R11 = 2k2/0,25 Watt
  • C1 = 0,05 mF .
  • C2 ;C3 = 47 mF/16v
  • C4 = 0,47 mF
  • R1 = Photo resistor
  • R2 = 39 K Ohm/0,25 Watt
  • R3 = 1K/0,25 Watt
  • R4;R5 = 10 K/0,25 Watt
  • R6 = 1K5/0,25 Watt
  • R7;R8 = 100K/0,25 Watt
  • R9 = 50k Potensiometer
  • S1 = 3 position, single pole switch
2. Tempatkan komponen Q1 (UJT), Transistor Q2 dan Transistor Q3 pada Berad board.
3. Pasangkan pada Bread board komponen-komponen R3, C1, R6,R4, C2,R9, dan R5.
4. Kemudian pasangkan komponen-komponen C3, R7, R8, R10, R11, dan C4.
5. Terakhir, Pasangkanlah komponen R1,+ 9Volt DC, Ground dan kabel untuk output.
6. Dengan menggunakan kabel telepon, lakukanlah sambungan -sambungan komponen seperti gambar berikut ini:
Rangkaian Elektronika Rangkaian Function Generator
Rangkaian Elektronika : Rangkaian Function Generator

Rangkaian Terintegrasi IC 555


Rangkaian Terintegrasi IC 555

Rangkaian Terintegrasi IC 555
Rangkaian Terintegrasi IC 555
IC 555 adalah satu dari sekian banyak IC pewaktu (timer). Kelompok rangkaian ini dipakai untuk menentukan waktu tunda dengan tepat . Tidak seperti op amp741, alat ini hanya dapat memberikan tegangan output tinggi atau rendah. Karena output dari IC 555 hanya mempunyai dua kondisi yang memungkinkan, maka dia dinamakan alat digital.
IC 555 seperti halnya op amp741 mempunyai 8 pin (seperti telihat pada gambar 43). Ada dua cara yang utama untuk memakai IC 555 yaitu sebagai rangkaian monostabil atau sebagai rangkaian astabil.
Bentuk IC 555 seperti pada gambar di atas.

Rangkaian Terintegrasi IC 555

Anda harus hati-hati dan yakin menentukan kaki-kaki (pin-pin) IC, lihatlah tanda dot (titik) pada packing IC yang menetukan pin nomor  1 dan  pin 2,3 dan seterusnya dengan arah berlawanan jarum jam.
Pandangan atas IC555 dan nomor-nomor kaki (pin) adalah seperti gambar berikut ini :
Diagram Pin IC 555

Rangkaian Monostabil Multivibrator


Rangkaian Monostabil Multivibrator

Rangkaian monostabil adalah suatu rangkaian yang mana setiap disulut (di-trigger) akan memberikan tegangan output Tinggi untuk suatu waktu yang belum ditentukan sebelumnya, kemudian setelah selang waktu tegangan output rangkaian akan kembali kepada kondisi normal yaitu tegangan rendah. Karenanya, kata “monostabil” berarti rangkaian stabil hanya untuk suatu kondisi sebelumdia di sulut.
Rangkaian Monostabil Multivibrator  adalah seperti  gambar berikut :
Rangkaian  Monostabil Multivibrator
Rangkaian Monostabil Multivibrator











Gambar diatas menunjukkan hubungan-hubungan  yang harus dibuat supaya IC 555 beroperasi sebagai rangkaian monostabil. Waktu saklar S1 ditutup dengan cepat,maka pin 2 dari IC terhubung  pada jalur pencatu daya,akibatnya tegangan output ( pin 3) naik pada suatu nilai yang dekat dengan nilai pencatu daya. Lamanya waktu output berada dalam kondisi tinggi ditentukan oleh besarnya nilai kapasitor C1 dan resistor R1.
Lebar pulsa adalah suatu selang waktu pada saat tegangan output tinggi. Untuk rangkaian yang diperlihatkan pada gambar 46, lebar pulsa T diberikan oleh persamaan :
T = R1 x C1 detik, dengan R1 diukur dalam Ohm dan C1 dalam Farad.
Contoh,  misalkan  C1 = 100 mF dan R1 = 1 MW. Nilai-nilai ini memberikan hasil :
T = 1 x 106  x 100 x 106
= 100 detik
Maka bila saklar S1 ditutup dengan tiba-tiba tegangan output (pin 3) berada dalam kondisi tinggi selama 100  detik kemudian turun ke o V lagi. Keadaan ini tetap berlangsung sampai rangkaian disulut dengan menutup S1 lagi.

Rangkaian Astabil Multivitbrator


Rangkaian Astabil Multivitbrator

Rangkaian Astabil Multivitbrator, IC 555, Rangkaian Timer, Rangkaian Pewaktu, Rangkaian Elektronika
Rangkaian Astabil Multivitbrator
Rangkaian astabil adalah tipe osilator elektronik yang menghasilkan tegangan output yang secara terus-menerus dan otomatis di-switch dari kondisi Tinggi  ke Rendah kemudian dari Rendah Ke Tinggi dan seterusnya. Karena tegangan output tidak stabil yaitu dalam salah satu kondisi Tinggi atau Rendah, maka tipe dari rangkaian ini dinamakan “astabil”
Gambar diatas menunjukkan hubungan -hubungan yang harus dibuat pada IC 555 supaya  beroperasi sebagai rangkaian astabil.
Tegangan output pada Pin 3 adalah suatu gelombang segiempat . Waktu Tinggi adalah suatu pulsa dengan lebar tdetik dan waktu Rendah adalah suatu pulsa dengan lebar t2 detik.
Sekarang nilai tiga komponen menetukan waktu-waktu ini. Nilai-nilai itu adalah R1,R2, dan C1 .
Waktu Tinggi t1 diberikan persamaan :
t1 = (R+ R2) C1 secara pendekatan
Waktu Rendah t2 diberikan persamaan :
t2 = R2C1 secara pendekatan
Kedua waktu tersebut  diukur dalam detik, R1 diukur dalam ohm ,dan C1 diukur dalam farad.
sebagai contoh, misalkan R1 = 50 Kohm dan C1 = 10mF
Maka t1            = (100 x 103 + 50 x 103 ) x 10 x 10-6
= 150 x 103 x 10 x  10-6
= 1500 x 10-3
=  1.5 detik
dan    t2               = 50 x 103 x 10 x 10-6
= 500 x 10-3
= 0.5 detik

Rangkaian Astabil Multivitbrator

Dengan demikian, waktu Tinggi (pada saat tegangan output positif) adalah sekitar 1,5 detik dan waktu Rendah (pada saat tegangan output mendekati nol) adalah sekitar 0,5 detik. Jelasnya, waktu dimulainya suatu pulsa Tinggi berikutnya adalah (t1 + t2 ) detik. Waktu ini dikenal sebagai waktu periodik (T) dari gelombang segi empat.
T = t+ t2
= 1.5 + 0.5 = 2 detik
Banyaknya pulsa Tinggi dalam satu detik dikenal sebagai frekuensi (f ) gelombang segi empat.
f = 1 / T = 1 / (t1 + t2) = 1/2
f = 0,5 Hz

Rangkaian Elektronika Sederhana : Bel Sepeda



Kali ini kita akan berbagi tentang contoh rangkaian elektronika sederhana yang mungkin sering kita jumpai setiap harinya.
Dunia elektronika sudah sangat akrab dengan kehidupan kita. Baik usia balita sampai orang tua. Salah satu contoh rangakaian elektronika sederhana yang akan saya ulas disini adalah rangkaian elektronika pada bel sepeda anak.
Sepeda anak akan lebih menarik jika dipasang sebuah bel. Anak akan lebih bersemangat untuk naik sepeda tersebut bukan?
Lalu bagaimana rangkaian elektroniknya? siapa tau bagi orang tua yang sepeda anaknya belum terpasang bel ingin merakitkan untuk anaknya.

Contoh Rangkaian Elektronika Sederhana : Bel Sepeda

Contoh Rangkaian Elektronika Sederhana : Bel Sepeda
Contoh Rangkaian Elektronika Sederhana : Bel Sepeda
Komponen yang dibutuhkan pun sangat mudah di dapatkan. Hanya resistor, kapasitor, transistor, speaker, serta pengkabelan.
Keterangan komponen elektronika nya :
Resistor :
R1 : 27 k
R2 : 68 k
Kapasitor :
C1 : 100 mikro F/12V
C2 : 0,02 mikro F
C3 : 50 mikro F/12V
Transistor :
TR1 : 2N 554
TR1 : 2N 554
Speaker : 2 inch
Bagaimana mudah bukan? Dengan bel sederhana ini anak akan semakin bersemangat bersepeda dan orang tua akan senang melihat anaknya lincah dan sehat karena sering bersepeda. selamat mencoba.

Rabu, 20 Februari 2013

K3 ( keselamatan dan kesehatan kerja )

PENCEGAHAN KECELAKAN KERJA

A. TUJUAN K3
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dibuat dengan tujuan:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien

B. KECELAKAAN
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena mengakibatkan kerugian, baik meterial maupun penderitaan bagi yang mengalaminya.oleh karena itu, sabotase atau kriminal merupakan tindakan diluar lingkup kecelakaan yang sebenarnya

1. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kerugian antara lain sebagai berikut
a. Kerusakan
b. Kekacauan organisasi
c. Keluhan dan kesedihan
d. Kelainan

2. Klasifikasi Kecelakaan
a. Menurut Jenis Kecelakaan
1. Terjatuh
2. Tertimpa benda jatuh
3. Tertumbuk atau terkena benda lain, kecuali benda jatuh
4. Terjepit oleh benda
5. Gerakan yang melebihi kemampuan
6. Pengaruh suhu tinggi
7. Tersambar petir
8. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
9. Terkena radiasi, dan lain-lain

b. Menurut Sumber atau Penyebab Kecelakaan
1. Dari mesin
2. Alat angkut
3. Alat lain, misalnya peralatan listrik
4. Bahan atau zat berbahaya
5. Lingkungan kerja

c. Menurut Sifat Luka atau Kelainan
Dari hasil penelitian, sebagian besar kecelakaan (80%-85%) disebabkan oleh kelalaian manusia. Kesalahan tersebut bisa disebabkan oleh perencana, pekerja, teknisi pemeliharaan, dan perbaikan mesin atau alat lainnya, instalasi listrik, dan bisa juga disebabkan oleh pengguna

     Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dihindari dengan cara sebagai berikut
1. Menerapkan peraturan perundangan dengan penuh disiplin
2. Menerapkan standarisasi kerja yang telah secara resmi
3. Melakukan pengawasan dengan baik
4. Memasang tanda-tanda peringatan
5. Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat agar tumbuh kesadaran tentang pentingnya menghindari kecelakaan baik untuk diri sendiri maupun orang lain


 D. PENANGGULANGAN KECELAKAAN

1. Penanggulangan Kebakaran
a. Tidak membuang puntung rokok yang masih menyala ditempat-tempat yang mengandung bahan yang mudah terbakar
b. Mencegah sumber-sumber menyala ditempat terbuka, seperti rokok yang menyala

2. Perlengkapan Pemadam Kebakaran
Alat-alat pemadam dan penanggulangan kebakaran terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Terpasang tetap ditempat
b. Alat pemadam kebakaran yang dapat dibawa 

3. Penanggulangan Kebakaran Akibat Instalasi Listrik dan Petir
a. Buat instalasi listrik sesuai dengan peraturan yang berlaku an­tara lain PUIL-2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik-2000)
b. Gunakan sekering/MCB sesuai dengan ukuran yang diperlu­kan.
c. Gunakan kabel yang berstandar keamanan baik (LMK/SPLN)
d. Ganti kabel yang telah usang atau cacat pada instalasi atau peralatan listrik lainnya
e. Hindari percabangan sambungan antar rumah
f. Hindari penggunaan percabangan pada stop kontak
g. Lakukan pengukuran kontinuitas penghantar, tahanan isolasi dan tahanan pentanahan secara berkala
h. Gunakan instalasi penyalur petir sesuai dengan standar

4. Penanggulaan Kecelakaan di dalam Lift
a. Pasang rambu-rambu & petunjuk yang mudah dibaca oleh pengguna jika terjadi keadaan darurat (listrik terputus atau pa-dam, kebakaran, gempa).
b. Jangan memberi muatan lift melebihi kapasitasnya
c. Jangan membawa sumber api terbuka di dalam lift
d. Jangan merokok dan membuang puntung rokok di dalam lift
f. Jika terjadi pemutusan aliran listrik, maka lift akan berhenti di lantai terdekat dan pintu lift segera terbuka sesaat setelah ber­henti. Segera keluarlah dari lift dengan hati-hati.

5. Penanggulangan Kecelakaan terhadap Zat Berbahaya
   Bahan-bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang selama pembu­atannya, pengolahannya, pengangkutannya, penyimpanannya dan penggunaannya dapat menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, mati lemas, keracunan dan bahaya-bahaya lainnya terhadap gangguan kesehatan orang yang bersangkutan dengannya atau menyebabkan kerusakan benda atau harta kekayaan


A. Bahan Eksplosif
Adalah bahan-bahan yang mudah meledak. Ini merupakan bahan yang paling berbahaya. Bahan ini bukan hanya bahan peledak, te­tapi juga semua bahan yang secara sendiri atau dalam campuran tertentu atau jika mengalami pemanasan, kekerasan, atau gesek­an dapat mengakibatkan ledakan yang biasanya diikuti dengan ke­bakaran. Contoh: garam logam yang dapat meledak karena ok­sidasi diri, tanpa pengaruh tertentu dari luar.

B. Bahan-bahan yang mengoksidasi
Bahan ini kaya akan oksigen, sehingga resiko kebakarannya sa­ngat tinggi. Contoh: chlorat dan permangant yang dapat menye­babkan nyala api pada bubuk kayu, atau jerami yang mengalami gesekan; asam sulfat dan nitrat dapat menyebabkan kebakaran jika bersentuhan dengan bahan-bahan organik


C. Bahan-bahan yang mudah terbakar
Tingkat bahaya bahan-bahan ini ditentukan oleh titik bakarnya. Makin rendah titik bakarnya makin berbahaya.

D.Bahan-bahan beracun
Bahan ini bisa berupa cair, bubuk, gas, uap, awan, bisa berbau atau tidak berbau. Proses keracunan bisa terjadi karena tertelan, terhirup, kontak dengan kulit, mata dan sebagainya. Contoh: NaCl bahan yang digunakan dalam proses pembuatan PCB. Bahan ini seringkali akan menimbulkan gatal-gatal bahkan iritasi jika tersen­tuh kulit.


E. Bahan Korosif
Bahan ini meliputi asam-asam, alkali-alkali, atau bahan-bahan kuat lainnya yang dapat menyebabkan kebakaran pada kulit yang ter­sentuh.

F. Bahan-bahan radioaktif
Bahan ini meliputi isotop-isotop radioaktif dan semua persenyawa­an yang mengandung bahan radioaktif. Contoh cat bersinar

Organisasi Keselamatan Kerja
Tujuan utama dibentuknya organisasi keselamatan kerja ialah untuk mengurangi tingkat kecelakaan, sakit, cacat dan kematian akibat ker­ja, dengan lingkungan kerja yang bersih, sehat, aman dan nyaman. Organisasi bisa dibentuk di tingkat pemerintah, perusahaan atau oleh kelompok atau serikat pekerja. 
Di Amerika Serikat, organisasi kesela­matan kerja bagi pekerja swasta dibentuk dibawah Departemen tena­ga kerja dan disebut OSHA (Occupational Safety and Health Admi­nistration). OSHA membuat peraturan-peraturan yang berkaitan de­ngan keselamatan dan kesehatan kerja.

Organisasi OSHA dapat dibagi 4 bagian:  Bagian Perencanaan, Operasi, Logistik dan bagian keuangan